METODE
PENILAIAN HARGA SAHAM
Secara
garis besar, terdapat 2 metode pendekatan dalam penilaian harga saham, yaitu
metode fundalmental dan metode teknikal.
1. Metode
fundamental adalah suatu metode penilaian harga saham yang lebih berfokus
kepada bagaimana kinerja suatu perusahaan dibandingkan dengan dengan transaksi
harga saham perusahaan yang bersangkutan, sebagaimana penggunaan prinsip –
prinsip dari analisa laporan keuangan yang dapat menggambarkan sehat tidaknya
kinerja perusahaan, lalu selanjutnya menghubungan dengan harga saham suatu
perusahaan yang layak dibeli (undervalue)
dan mana yang tidak layak (overvalue).
Metode
fundamental juga didasarkan pada penilaian kinerja perusahaan yang terdiri atas
analisa tingkat makro, tingkat industri dan tingkat perusahaan. Analisa tingkat
makro meliputi tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran,
kondisi ekspor/impor, pergerakan kurs mata uang, dll. Sebagai contoh ketika
inflasi tinggi, seringkali terjadi penurunan drastis pada perusahaan – perusahaan
yang bergerak di bidang otomotif.
2. Metode
teknikal adalah metode penilaian harga saham yang didasarkan hanya kepada
pergerakan harga saham di bursa, yaitu apakah secara teknikal suatu saham
harganya akan naik atau turun tanpa memperhatikan fundamental atau kinerja
perusahaan.
Beberapa
metode yang sudah umum digunakan sebagai referensi para investor atau analis
pasar modal saat ini yaitu:
1. Metode
Price Earning Ratio (PER)
PER
digunakan untuk menentukan nilai intrinsic atau harga wajar suatu saham dengan
cara mengetahui berapa besar perkiraan return yang akan diperoleh apabila
investor membeli suatu saham. Secara umum PER juga dapat digunakan sebagai
perbandingan harga saham suatu perusahaan dari industri sejenis apakah sahamnya
mahal atau tidak. Sebagai contoh PER Bank CIMB adalah 15 kali dan PER Bank BRI
17 kali, maka PER yang lebih menarik adalah Bank CIMB.
Ada
pun rumus yang umum digunakan dalam menghitung PER adalah:
Contoh
Misalkan dalam laporan keuangan PT.XYZ Tbk. Diketahui bahwa modal ditempatkan
dan disetor penuh sebesar RP 10 Miliar. Nilai nominal saham Rp 500/Lembar. Laba
perusahaan Rp 1 Miliar. Harga saham perusahaan sebesar Rp 1.400. Berapakah PER
perusahaan PT. XYZ Tbk?
Jawab:
·
Jumlah Lembar saham = Rp 10 Miliar : Rp
500 = 20 Juta lembar
·
EPS = Rp 1 Miliar : 20 Juta Lembar = Rp
50
· 
Contoh lain misalkan
dalam laporan keuangan PT. XYZ Tbk. Yang bergerak di bidang industry pertambangan
yaitu diketahui data sebagai berikut:
·
EPS sebesar Rp 100
·
Harga saham diperdagangkan di bursa efek
Rp 3.800
·
Standar PER untuk industri pertambangan
20 kali
Apakah harga saham PT.
XYZ Tbk sebesar Rp 3.800 tersebut mahal atau murah?
Jawab: dengan standar
PER untuk industry pertambangan dimisalkan sebesar 20 kali maka wajar saham PT.
XYZ Tbk adalah 20 x EPS atau 20 x Rp 100 = Rp 2.000. karena harga di bursa
diperdagangkan dengan harga Rp 3.800 sehingga PER menjadi Rp 3.800 : Rp 100 =
38 kali, maka PER terlalu tinggi dari standar yang berlaku atau saham PT. XYZ
Tbk terlalu mahal (overvalue).
2. Metode
Perkiraan Pendapatan
Selain
metode PER, metode perkiraan pendapatan juga bertujuan untuk menentukan berapa
nilai instrinsik atau nilai wajar suatu saham kemudian membandingkannya dengan
masing – masing pergerakan dari transaksi pergerakan harga saham tersebut. Ada
pun perbedaan antara metode perkiraan pendapatan dengan metode PER bahwa metode
PER tidak memasukkan unsur perkiraan pendapatan yang akan diperoleh investor,
sedangkan penilaian harga saham dengan menggunakan metode perkiraan pendapatan
memasukkan unsur berapa besar pendapatan yang akan dibagikan kepada para
investor dari pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan serta adanya juga
unsur tingkat bunga yang berlaku secara umum. Ada pun rumusnya adalah sebagai
berikut:
V
= Harga saham atau nilai intrinsik saham
P
= Pay Earning Ratio
E
= Earning (pendapatan)
K
= Tingkat bunga umum yang berlaku (tingkat bunga perbankan nasional yang
berlaku sebagai rujuakan)
Contoh:
Dalam laporan keuangan PT.XYZ diketahui:
a. Tingkat
pertumbuhan sebesar 10% per tahun
b. Tingkat
bunga umum yang berlaku 17%
c. Laba
atau deviden yang dibagikan sebesar 30%
d. Pendapatan
per saham Rp 900
Berapakah nilai
intrinsik atau harga wajar PT.XYZ?
Jawab:
= Rp 4800
Dengan demikian, nilai
intrinsi atau nilai wajar saham PT.XYZ adalah Rp4800. Jika harga saham PT.XYZ
diperdagangkan di bursa Rp5700, maka transaksi perdagangan saham PT.XYZ terlalu
tinggi (overvalue). Dalam kondisi
ini, investor disarankan untuk tidak membeli saham PT.XYZ. Jika investor sudah
memiliki saham PT.XYZ, sebaiknya segera dijual untuk menghidari kemungkinan
penurunan harga yang mengakibatkan kerugian (Capital
Lost).
3. Metode
Price To Book Value (Metode PBV)
PBV adalah hasil
perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. Nilai
buku per lembar saham diperoleh dengan cara membagi seluruh modal sendiri
perusahaan dengan semua saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh. PBV menggambarkan
seberapa besar pasar para investor menghargai nilai buku saham perusahaan.
Dapat diartikan bahwa semakin tinggi rasio PBV, maka akan semakin tinggi juga
apresiasi pasar terhadap prospek perusahaan, namun di sisi lain kenaikan atau
tingginya rasio PBV, juga dapat berarto meningkatnya risiko bagi investor.
Secara teoritis rasio PBV yang wajar adalah sebesar 2 kali atau dengan kata
lain harga saham dikategorikan masih wajar dalam kaitan dengan risiko investasi
jika harga saham perusahaan sebesar 2 kali dari nilai buku per lembar saham.
Ada pun rumus PBV adalah sebagai berikut:
Contoh: Misalkan
diketahui nilai atau harga pasar suatu saham PT.ABC Tbk Rp 35 per lembar saham,
dan data di dalam neraca perusahaan tersebut diketahui bahwa modal perusahaan
Rp 350 Miliar, jumlah saham beredar 38.166 miliar lembar.
Berapakah PBV?
Jawab: Nilai buku per
lembar saham perusahaan = Rp 350 miliar: 38.166 miliar lembar = Rp 9.
Berarti harga
atau nilai pasar saham perusahaan adalah 3,8 kali nilai buku perusahaan.
Perlu diingat juga
bahwa ada beberapa hal yang terkait dengan analisa PBV yang perlu
diperhitungkan:
a. Perusahaan
yang laba atau earning-nya negative, tidak dapat menggunakan metode PER
sehingga metode PBV sangat membantu investor untuk memperkirakan risiko yang
dihadapi apabila melakukan investasi pada saham perusahaan bersangkutan
b. Penggunaan
metode PBV untuk penilaian harga wajar saham perusahaan – perusahaan yang
bergerak di bisdang jasa yang sama asetnya dalam bentuk aktiva tetap umumnya
relative sangat kecil, sehingga untuk penilaian saham pada perusahaan –
perusahaan yang bergerak di bidang jasa kurang relevan untuk digunakan.
Simatupang, Mangsa. 2010. Investasi Saham dan Reksa Dana. Jakarta:
Mitra Wacana Media
Makasih infonya pak, sangat bermanfaat
ReplyDeleteterima kasih infonya pak. sangat berguna untuk saya
ReplyDeletesama2 pak ramses... semoga bermanfaat
ReplyDeletesama2 pak ramses... semoga bermanfaat
ReplyDeletepak mau tanya kalo sama perhitungan DLOM untuk melihat nilai wajar saham, mana yang lebih baik untuk digunakan? jika dibandingkan dengan metode yang disebutkan diatas.
ReplyDeleteMohon bantu pak saya ke binggungan mencari pbv melihat dari laporan perusahaan di bei, mohon dibantu pak
ReplyDeleteBagaimana cara praktis menilai harga saham perusahaan tidak Tbk ya
ReplyDeletePak harga saham disini kalo di laporan keuangan keywordnya apa ya pak
ReplyDeletePak harga saham disini kalo di laporan keuangan keywordnya apa ya pak
ReplyDeleteudah banyak yang komen, saya komen apa nih pak?
ReplyDeleteJika harga saham dicari menggunakan EPS bisa ga pak ? Mohon bantuannya. Trimakasi
ReplyDeleteSejauh yang saya tau. Kurangnya pengetahuan tentang investasi saham itu sendiri. Per tahun 2017 saja di Malaysia sudah hampir 13% yang investasi saham dari jumlah penduduknya. Sedangkan di Indonesia, 0,2% dari jumlah penduduknya. Alasannya ya mereka anggap investasi saham itu butuh uang banyak dan beresiko tinggi.
ReplyDelete