Saturday 23 May 2015

CARA MENGHITUNG WACC


CARA MENGHITUNG WACC

Setiap perusahaan tentu membutuhkan dana untuk membiayai proyek – proyek investasinya. Perlu diketahui bahwa pendanaan investasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan dana internal perusahaan atau dapat didanai oleh dana eksternal perusahaan. Jika perusahaan mendanai investasinya melalui dana internal perusahaan, maka perusahaan dapat mendanai proyek investasinya melalui laba ditahan (retained earning) yang dimilikinya. Jika dari dana eksternal, maka perusahaan dapat mendanainya melalui penerbitan saham baru, penerbitan obligasi, meminjam kepada bank, dan lain – lain.
Terdapat kemungkinan untuk mendanai perusahaan sepenuhnya dengan saham biasa. Dalam situasi seperti ini, biaya modal yang digunakan untuk menganalisis keputusan penganggaran modal seharusnya adalah tingkat pengembalian atas ekuitas yang diminta. Namun, sebagian besar perusahaan mendapatkan bagian yang yang substantial dari modal melalui utang, dan banyak juga yang menggunakan saham preferen. Untuk setiap perusahaan, biaya modal harus mencerminkan biaya rata – rata dari bermacam – macam sumber dana yang digunakan, tidak hanya biaya ekuitas saja.
Dalam hal ini, untuk mengetahui biaya modal, maka kita perlu menghitung besarnya WACC (weighted average cost of capital), yaitu rata – rata tertimbangbiaya modal. Untuk menghitung WACC, maka kita perlu memahami beberapa item yang terdapat di sebelah kanan neraca, yaitu berbagai jenis pinjaman, saham preferen, dan saham biasa. Dalam hal ini, kita juga harus memahami yang disebut dengan komponen modal. Ada pun pengertian dari komponen modal adalah salah satu dari berbagai jenis modal yang digunakan oleh perusahaan untuk menghimpun dana.
Biaya masing – masing komponen disebut biaya komponen dari jenis modal tersebut. Dalam pembahasan kali ini, kita akan berkonsentrasi pada tiga komponen utama, yaitu utang, saham preferen, dan ekuitas biasa.
Kd= tingkat suku bunga dari utang perusahaan yang baru = komponen biaya utang sebelum pajak
Kd(1-T) = komponen biaya utang setelah pajak, di mana T adalah tarif pajak marginal perusahaan.
Kp = biaya komponen saham preferen
Ks= biaya komponen ekuitas biasa.
Contoh: PT. ABC memiliki sasaran struktur permodalan yang terdiri atas 45% utang, 2% saham preferen, dan 53% ekuitas biasa (saldo laba ditahan plus saham biasa). Biaya utang sebelum pajak Kd adalah 10%, biaya utang setelah pajak = Kd(1-T) = 10%(0,6) = 6%, biaya saham preferen, Kp = 10,3%, dan biaya ekuitas biasa adalah Ks = 13,4%. Tarif pajak marginal adalah 40%, dan seluruh ekuitas barunya akan berasal dari saldo laba ditahan. Maka kita dapat menghitung rata – rata tertimbang baiaya modal atau WACC sebagai berikut:

            = 0,45(10%)(0,6) + 0,02(10,3%) + 0,53(13,4%)
            = 10,0%
Dengan demikian, rata – rata tertimbang biaya modal pada PT. ABC adalah 10%.
Perlu diketahui bahwa perusahaan menargetkan struktur modal yang tentu nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan.

F. Brigham, Eugene dan F. Houston, Joel. 2009. Fundamentals of Financial Management; Dasar –dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

1 comment:

  1. Makasih penjelasannya mudah dimengerti. Sangat membantu.

    ReplyDelete

RANGKUMAN PROFESI DALAM AKUNTANSI

RANGKUMAN PROFESI DALAM AKUNTANSI Akuntansi tidak hanya sebagai hitung – hitungan saja. Akuntansi selalu menyesuaikan berdasarkan bidan...