Tuesday 31 March 2015

DEFINISI STOCK SPLIT

STOCK SPLIT

Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi lebih kecil. Sebagai contoh nomial saham  PT. A Tbk Rp 1.000. Sementara itu, saat ini harga saham PT. A Tbk diperdagangkan di di bursa efek dengan harga Rp20.000 dan dilakukan stock split 1:4. Dengan demikian, setiap satu saham lama akan ditukarkan 4 saham baru dan harga nominal masing - masing saham menjadi Rp 250. Dengan demikian, harga saham PT. A Tbk tersebut setelah terjadinya stock split tersebut menjadi Rp 5.0000 (Rp 20.000 : 4).

Tujuan stock split adalah agar harga saham lebih rendah dan jumlah saham beredar menjadi lebih banyak. Hal ini membuat investor lebih mudah melakukan pembelian (likuid)

DEFINISI PROFIT TAKING

PROFIT TAKING

Profit taking adalah suatu istilahdi mana investor melakukan penjualan saham di saat harga saham mengalami trend kenaikan harga yang berturut - turut. Profit taking yang dilakukan investor tentunya bertujuan untuk merealisasikan keuntungan (capital gain).
Jika tidak cepat dijual ketika harga saham naik, dikhawatirkan harga saham yang terus mengalami peningkatan dapat kembali berbalik arah atau turun kembali.
Secara umum, jika banyak investor melakukan profit taking, maka harga saham cenderung mengalami penurun. Hal ini disebabkan banyaknya aksi jual yang dilakukan oleh investor, maka perlu diwaspadai oleh para investor saham di pasar modal.

DIVERSIFIKASI

DIVERSIFIKASI

Diversifikasi adalah suatu bentuk investasi yang disarankan wajib dilakukan para investor pasar modal dengan cara membeli berbagai jebis efek dengan tujuan untuk mengurangi risiko investasi apabila hanya menempatkan investasi pada satu jenis efek saja. Secara umum, diversifikasi dapat mengurangi risiko non-sistematik. Dengan diversifikasi, maka investor dapat membeli beberapa saham/efek yang dapat mengurangi risiko non-sistematik dan bahkan dapat hanya menyisakan risiko sistematik. Walaupun demikian, diversifikasi tidak akan mengurangi risiko sistematik.
Contoh seorang investor membeli beberapa saham di pasar modal. saham yang dia beli tentu saja tidak hanya satu saham. Katakan lah dalam hal ini dia membeli beberapa saham seperti saham astra, indofood, ramayana, bank bri, dll

Monday 30 March 2015

SHORT SELLING

SHORT SELLING

Short selling adalah suatu bentuk transaksi penjualan saham, di mana investor pada dasarnya tidak memiliki saham tersebut dengan harapan setelah saham dijual, harga saham akan turun setelah beberapa waktu kemuadian. Setelah itu, baru kemudian investor akan membeli saham tersebut dengan harga yang lebih rendah, sehingga investor akan menikmati capital gain dari selisih harga jual dan beli saham tersebut.
Namun, jika harga sahamnya naik, investor akan menderita kerugian karena harus membeli saham tersebut berapapun harganya untuk menghindarkan risiko kewajiban menyerahkan saham ( gagal serah ) tersebut.

Sunday 29 March 2015

MACAM – MACAM SAHAM PREFEREN



MACAM – MACAM SAHAM PREFEREN

Saham preferen terbagi menjadi beberapa macam di antaranya:
1.      Convertible Preferred Stock
Convertible Preferred Stock addalah saham preferen yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa. Untuk menarik minat investor menyukai saham biasa, beberapa saham preferen menambahkan bentuk di dalamnya yang memungkinkan pemegang saham preferen menukar sahamnya dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang telah ditentukan. Contoh PT.XYZ mengeluarkan saham preferen sebanyak 10.000 lembar dengan nilai nominalnya Rp10.000. Selembar saham preferen ini dapat dikonversikan menjadi 5 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp1.000. Jika nilai pasar saham preferen sebesar Rp11.000 dan saham biasa sebesar Rp1.500, maka pemegang saham preferen tidak akan mengkonversikan sahamnya karena nilai saham preferen per lembar sebesar Rp11.000 ditukarkan dengan 5 lembar saham biasa mempunyai nilai pasar yang lebih kecil, yaitu Rp 7.500 (5 x Rp1.500). Namun, jika nilai pasar saham biasa sebesar Rp 2.500, maka pemegang saham preferen akan mengkonversikan sahamnya ke saham biasa karena akan mendapatkan nilai saham pasar saham biasa sebesar Rp 12.500 (5 x Rp2.500), atau lebih besar dari nilai saham pasar saham preferen, yaitu Rp 11.000.

2.      Collable Preferred Stock
Collable Preferred Stock adalah saham preferen yang memberikan hak kepada perusahaan yang menerbitkan saham preferen untuk membeli kembali saham preferen tersebut pada waktu dan nilai tertentu. Dalam membeli kembali saham preferen, biasanya harga tebusan untuk membeli kembali saham preferen tersebut lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.

3.      Floating atau Adjusted-rate Preferred Stock (ARP)
Adjusted-rate Preferred Stock adalah saham preferen yang menetapkan sistem pembayaran dividen tidak selalu tetap, dan besar kecilnya dividen yang dibayarkan ditetapkan pada tingkat suku bunga tertentu, misalnya di Amerika Serikat dengan menggunakan patokan harga yang mengacu pada harga yang terjadi pada tingkat suku bunga dan harga perdagangan T-bill. Saham preferen jenis ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang dikenalkan pada tahun 1982.


Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogjakarta: BPFE-Yogjakarta
Simatupang, Mangasa. 2010.Investasi Saham dan Reksa dana. Jakarta : Mitra Wacana Media

MACAM – MACAM SAHAM PREFEREN



MACAM – MACAM SAHAM PREFEREN

Saham preferen terbagi menjadi beberapa macam di antaranya:
1.      Convertible Preferred Stock
Convertible Preferred Stock addalah saham preferen yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa. Untuk menarik minat investor menyukai saham biasa, beberapa saham preferen menambahkan bentuk di dalamnya yang memungkinkan pemegang saham preferen menukar sahamnya dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang telah ditentukan. Contoh PT.XYZ mengeluarkan saham preferen sebanyak 10.000 lembar dengan nilai nominalnya Rp10.000. Selembar saham preferen ini dapat dikonversikan menjadi 5 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp1.000. Jika nilai pasar saham preferen sebesar Rp11.000 dan saham biasa sebesar Rp1.500, maka pemegang saham preferen tidak akan mengkonversikan sahamnya karena nilai saham preferen per lembar sebesar Rp11.000 ditukarkan dengan 5 lembar saham biasa mempunyai nilai pasar yang lebih kecil, yaitu Rp 7.500 (5 x Rp1.500). Namun, jika nilai pasar saham biasa sebesar Rp 2.500, maka pemegang saham preferen akan mengkonversikan sahamnya ke saham biasa karena akan mendapatkan nilai saham pasar saham biasa sebesar Rp 12.500 (5 x Rp2.500), atau lebih besar dari nilai saham pasar saham preferen, yaitu Rp 11.000.

2.      Collable Preferred Stock
Collable Preferred Stock adalah saham preferen yang memberikan hak kepada perusahaan yang menerbitkan saham preferen untuk membeli kembali saham preferen tersebut pada waktu dan nilai tertentu. Dalam membeli kembali saham preferen, biasanya harga tebusan untuk membeli kembali saham preferen tersebut lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.

3.      Floating atau Adjusted-rate Preferred Stock (ARP)
Adjusted-rate Preferred Stock adalah saham preferen yang menetapkan sistem pembayaran dividen tidak selalu tetap, dan besar kecilnya dividen yang dibayarkan ditetapkan pada tingkat suku bunga tertentu, misalnya di Amerika Serikat dengan menggunakan patokan harga yang mengacu pada harga yang terjadi pada tingkat suku bunga dan harga perdagangan T-bill. Saham preferen jenis ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang dikenalkan pada tahun 1982.


Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogjakarta: BPFE-Yogjakarta
Simatupang, Mangasa. 2010.Investasi Saham dan Reksa dana. Jakarta : Mitra Wacana Media

MACAM – MACAM SAHAM PREFEREN



MACAM – MACAM SAHAM PREFEREN

Saham preferen terbagi menjadi beberapa macam di antaranya:
1.      Convertible Preferred Stock
Convertible Preferred Stock addalah saham preferen yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa. Untuk menarik minat investor menyukai saham biasa, beberapa saham preferen menambahkan bentuk di dalamnya yang memungkinkan pemegang saham preferen menukar sahamnya dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang telah ditentukan. Contoh PT.XYZ mengeluarkan saham preferen sebanyak 10.000 lembar dengan nilai nominalnya Rp10.000. Selembar saham preferen ini dapat dikonversikan menjadi 5 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp1.000. Jika nilai pasar saham preferen sebesar Rp11.000 dan saham biasa sebesar Rp1.500, maka pemegang saham preferen tidak akan mengkonversikan sahamnya karena nilai saham preferen per lembar sebesar Rp11.000 ditukarkan dengan 5 lembar saham biasa mempunyai nilai pasar yang lebih kecil, yaitu Rp 7.500 (5 x Rp1.500). Namun, jika nilai pasar saham biasa sebesar Rp 2.500, maka pemegang saham preferen akan mengkonversikan sahamnya ke saham biasa karena akan mendapatkan nilai saham pasar saham biasa sebesar Rp 12.500 (5 x Rp2.500), atau lebih besar dari nilai saham pasar saham preferen, yaitu Rp 11.000.

2.      Collable Preferred Stock
Collable Preferred Stock adalah saham preferen yang memberikan hak kepada perusahaan yang menerbitkan saham preferen untuk membeli kembali saham preferen tersebut pada waktu dan nilai tertentu. Dalam membeli kembali saham preferen, biasanya harga tebusan untuk membeli kembali saham preferen tersebut lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.

3.      Floating atau Adjusted-rate Preferred Stock (ARP)
Adjusted-rate Preferred Stock adalah saham preferen yang menetapkan sistem pembayaran dividen tidak selalu tetap, dan besar kecilnya dividen yang dibayarkan ditetapkan pada tingkat suku bunga tertentu, misalnya di Amerika Serikat dengan menggunakan patokan harga yang mengacu pada harga yang terjadi pada tingkat suku bunga dan harga perdagangan T-bill. Saham preferen jenis ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang dikenalkan pada tahun 1982.


Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogjakarta: BPFE-Yogjakarta
Simatupang, Mangasa. 2010.Investasi Saham dan Reksa dana. Jakarta : Mitra Wacana Media

KARAKTERISTIK SAHAM PREFEREN



KARAKTERISTIK SAHAM PREFEREN

Terdapat beberapa karakteristik saham preferen di antarnya:
1.      Preferen Terhadap Dividen
a.       Pemegang saham preferen memiliki hak untuk mendapatkan dividen terlebih dahulu jika dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Sebagai contoh dividen untuk per lembar saham preferen adalah Rp 4.000, maka pemegang saham biasa tidak akan menerima dividen sebelum pemegang saham preferen menerima dividen sebesar Rp 4.000. Selain itu, umumnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham preferen biasanya dinyatakan dalam bentuk persentasi dari nilai nominalnya. Sebagai contoh misalnya dividen untuk saham preferen sebesar 6% dari nilai nominal Rp 10.000, maka dividen tetap yang akan diterima adalah Rp600.
b.      Saham prefren memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak pemegang saham preferen menerima dividen tahun – tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya. Adapun dividen tahun – tahun sebelumnya yang belum dibayarkan disebut dengan dividend in arrears. Sebagai contoh dividen prefren sebesar 6% dari nilai nominalnya Rp10.000 sudah 4 tahun di arrears, maka pemegang saham preferen mempunyai hak menerima Rp 2.400. Sebagai dividends in arrears selama 4 tahun dan Rp600 untuk dividen tahun sekarang dengan total dividennya sebesar Rp Rp 3.000.

2.      Preferen pada Waktu Likuidasi
Hak preferen pada waktu likuidasi adalah hak saham preferen untuk mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Namun, jika dibandingkan dengan bond, saham preferen lebih berisiko karena klaim pemegang saham preferen di bawah klaim dari pemegang bond.


RANGKUMAN PROFESI DALAM AKUNTANSI

RANGKUMAN PROFESI DALAM AKUNTANSI Akuntansi tidak hanya sebagai hitung – hitungan saja. Akuntansi selalu menyesuaikan berdasarkan bidan...