SKALA PENGUKURAN PADA
STATISTIK
Dalam beberbagai urusan
dalam kehidupan tentu membutuhkan sebuah pengukuran. Pengukuran memungkinkan
segala hal dapat dilakukan secara terhitung dan lebih efisien. Begitu juga
dalam hal pekerjaan, terutama dalam bidang ekonomi dan keuangan. Pengukuran statistic
sangatlah diperlukan. Di sisi lain, statistik juga tidak lepas dengan apa yang
dinamakan skala.
Skala pengukuran adalah cara mengukur suatu
variabel. Ada 4 jenis skala pengukuran, yaitu skala nominal, skala ordinal,
skala interval, dan skala rasio. Ada pun penjelasannya sebagai berikut:
1. Skala
nominal
Skala
nominal adalah ukuran yang paling sederhana, di mana angka yang diberikan
kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan
apa – apa. Pengukuran skala nominal umumnya untuk data atau objek yang hanya
diklasifikasikan pada beberapa kategori. Setiap kategori dalam klasifikasi data
tidak boleh tumpang tindih, atau setiap peristiwa bersifat lepas (mutually exlusive), suatu peristiwa
tidak mempengaruhi peristiwa lainnya. Sebagai contoh untuk mengklasifikasikan
jenis kelamin, pria = 1 dan wanita = 2. Angka tersebut bukanlah sebuah
tingkatan. Angka tersebut memiliki arti sebuah tanda saja atau label. Bukan
berarti 2 lebih tinggi dari 1 ataupun sebaliknya.
2. Skala
Ordinal
Skala
Ordinal adalah angka yang diberikan di mana angka – angka tersebut mengandung
pengertian tingkatan. Skala ordinal hanyalah memberikan nilai urutan atau
ranking dan tidak menggambarkan nilai absolut.
Sebagai
contoh pada tabel berikut ini yang menunjukkan Asset beberapa bank di Indonesia
pada akhir tahun 2014 (Sumber Bursa Efek Indonesia 2014).
No.
|
Nama
Bank
|
Asset
( dalam Jutaan Rupiah)
|
1
|
BNI
|
416.573.708
|
2
|
BCA
|
552.423.892
|
3
|
BRI
|
801.955.021
|
4
|
Mandiri
|
855.039.673
|
Pada
tabel di atas dapat dilihat urutan asset beberapa bank di Indonesia dari yang
terkecil sampai yang terbesar. Dapat dilihat bahawa asset bank BNI memiliki
asset terkecil jika dibandingkan beberapa bank lainnya dan asset terbesar
dimiliki oleh bank Mandiri. Itulah contoh skala ordinal.
3. Skala
Interval
Skala
Interval adalah skala pemberian angka pada klasifikasi atau kategori dari objek
yang mempunyai sifat ukuran ordinal, dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak
atau interval yang sama dan merupakan ciri dari objek yang diukur.
Sebagai
contoh pada tabel di bawah ini. Klasifikasi saham dari yang prospektif sampai
yang tidak prospektif dilengkapi dengan interval harga sahamnya. Klasifikasi prospektif
mempunyai interval tertentu dan setiap klasifikasi mempunyai jarak tertentu sebagai
ciri dari skala interval (Klasifikasi saham di BEJ 27 Juni 2007)
No.
|
Kriteria
|
Interval
|
Jarak
|
Jumlah
|
1
|
Sangat
Prospektif
|
736
– 879
|
143
|
2
|
2
|
Prospektif
|
592
– 735
|
143
|
5
|
3
|
Cukup
Prospektif
|
448
– 591
|
143
|
9
|
4
|
Kurang
Prospektif
|
304
– 447
|
143
|
3
|
5
|
Tidak
Prospektif
|
160
- 303
|
143
|
1
|
Jika
dilihat di atas terlihat bahwa interval saham yang sangat prospektif memiliki
harga berkisar Rp 736 – 879 per lembarnya dan memiliki jarak interval sebesar
Rp 143.
4. Skala
Rasio
Skala
Rasio adalah skala yang mencakup semua skala yaitu nominal, ordinal, dan
interval di samping memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang
diukur. Angka pada skala rasio menujukkan nilai sebenarnya dari objek yang
diukur. Sebagai contoh pada tahun 2007 saham Bank BCA harganya Rp 5.350 dan
harga saham Bank BNI Rp 2.450 per lembar saham. Jika saham Bank BCA
dibandingkan dengan saham Bank BNI sebesar 2,18 kali. Jadi rasio harga saham
BCA 2,18 kali Bank BNI.
Suharyadi
& Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta:
Salemba Empat