MENGAPA KINERJA JANGKA PANJANG INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) MENGALAMI UNDERPERFORMED
Fenomena yang di alami oleh
perusahaan yang beru saja melakukan Initial Public Offering (IPO) biasanya
mengalami permintaan yang tinggi terhadap sahamnya. Namun, lama – kelamaan cenderung
melemah permintaannya sehinggan menyebabkan turunnya harga saham perusahaan
tersebut dalam jangka panjang. Hal ini menyebabkan return saham tersebut
menjadi menurun juga. Jika dibandingkan dengan return pasar, saham ini memiliki
return lebih kecil dibandingkan dengan return pasar. itulah yang disebut dengan
underperformed. Menurut
Abid dan Muharam (2013) Underperformance adalah
suatu return pada saham penawaran umum perdana mempunyai kinerja yang lebih
rendah dibandingkan dengan pasar.
Menurut
para ahli, ada beberapa alasan yang menyebabkan kinerja jangka panjang IPO
mengalami underperformed. Ritter
(1991) berpendapat bahwa terjadinya underperformed
pada kinerja jangka panjang IPO disebabkan investor terlalu optimis terhadap
saham IPO sehingga menyebabkan harga saham akan naik. Lama - kelamaan harga
saham pun akan mengoreksi kesalahannya sehingga terjadilah underperformed. Ritter juga berpendapat bahwa kemungkinan yang
dapat mengungkap mengapa kinerja jangka panjang saham – saham setelah IPO
rendah. Pertama disebabkan investor salah mengveluasi risiko, yang kedua adalah
investor terlalu optimis (over-optimistic),
dan yang ketiga adalah investor sedang bernasib buruk (bad luck).
Underperformed
pada kinerja jangka panjang IPO disebabkan oleh perbedaan opini dari para
investornya, yaitu dengan adanya perbedaan opiniantara investor pesimis dan
optimis. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan opini dari kondisi ketidakpastian
akan nilai dari perusahaan IPO. Semakin lama, informasi tentang perusahaan IPO
pun semakin bertambah dan perbedaan pendapat pun semakin berkurang sehingga
harga saham akan menyesuaikan pada informasi tersebut dan perlahan akan turun.
Semakin tinggi perbedaan opini dan ketidakpastian, maka akan semakin lama pula
terjadinya penyesuaian harga yang akan mengakibatkan underperformed. pendapat perbedaan opini ini dikemukakan oleh
Miller (1977).
Fama (1998) bependapat bahwa perusahaan akan
melaksanakan IPO yaitu ketika perusahaan tersebut memiliki tingkat pertumbuhan
laba yang tinggi sehingga menyebabkan investor melakukan penilaian overoptimistic, dan over reaction positif. Di sisi lain, pertumbuhan laba yang tinggi
pada saat sebelum IPO tidak dapat dipertahankan dalam periode pasca-IPO
sehingga dalam jangka panjang kinerjanya dinilai menurun.
No comments:
Post a Comment