Setiap
perusahaan tentu membutuhkan dana untuk membiayai proyek – proyek investasinya.
Perlu diketahui bahwa pendanaan investasi tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan dana internal perusahaan atau dapat didanai oleh dana eksternal
perusahaan. Jika perusahaan mendanai investasinya melalui dana internal
perusahaan, maka perusahaan dapat mendanai proyek investasinya melalui laba ditahan
(retained earning) yang dimilikinya.
Jika dari dana eksternal, maka perusahaan dapat mendanainya melalui penerbitan saham
baru, penerbitan obligasi, meminjam kepada bank, dan lain – lain.
Terdapat
kemungkinan untuk mendanai perusahaan sepenuhnya dengan saham biasa. Dalam situasi
seperti ini, biaya modal yang digunakan untuk menganalisis keputusan penganggaran
modal seharusnya adalah tingkat pengembalian atas ekuitas yang diminta. Namun,
sebagian besar perusahaan mendapatkan bagian yang yang substantial dari modal
melalui utang, dan banyak juga yang menggunakan saham preferen. Untuk setiap perusahaan,
biaya modal harus mencerminkan biaya rata – rata dari bermacam – macam sumber dana
yang digunakan, tidak hanya biaya ekuitas saja.
Dalam
hal ini, untuk mengetahui biaya modal, maka kita perlu menghitung besarnya WACC
(weighted average cost of capital),
yaitu rata – rata tertimbangbiaya modal. Untuk menghitung WACC, maka kita perlu
memahami beberapa item yang terdapat di sebelah kanan neraca, yaitu berbagai jenis
pinjaman, saham preferen, dan saham biasa. Dalam hal ini, kita juga harus memahami
yang disebut dengan komponen modal. Ada pun pengertian dari komponen modal
adalah salah satu dari berbagai jenis modal yang digunakan oleh perusahaan untuk
menghimpun dana.
Biaya
masing – masing komponen disebut biaya komponen dari jenis modal tersebut. Dalam
pembahasan kali ini, kita akan berkonsentrasi pada tiga komponen utama, yaitu utang,
saham preferen, dan ekuitas biasa.
Kd=
tingkat
suku bunga dari utang perusahaan yang baru = komponen biaya utang sebelum pajak
Kd(1-T)
= komponen
biaya utang setelah pajak, di mana T adalah tarif pajak marginal perusahaan.
Kp = biaya komponen saham preferen
Ks= biaya komponen ekuitas biasa.
Contoh:
PT. ABC memiliki sasaran struktur permodalan yang terdiri atas 45% utang, 2%
saham preferen, dan 53% ekuitas biasa (saldo laba ditahan plus saham biasa).
Biaya utang sebelum pajak Kd adalah 10%, biaya utang setelah
pajak = Kd(1-T)
= 10%(0,6)
= 6%, biaya saham preferen, Kp = 10,3%, dan biaya ekuitas biasa adalah Ks = 13,4%. Tarif pajak marginal adalah
40%, dan seluruh ekuitas barunya akan berasal dari saldo laba ditahan. Maka kita
dapat menghitung rata – rata tertimbang baiaya modal atau WACC sebagai berikut:
=
0,45(10%)(0,6) + 0,02(10,3%) + 0,53(13,4%)
=
10,0%
Dengan
demikian, rata – rata tertimbang biaya modal pada PT. ABC adalah 10%.
Perlu
diketahui bahwa perusahaan menargetkan struktur modal yang tentu nantinya dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
F.
Brigham, Eugene dan F. Houston, Joel. 2009. Fundamentals of Financial
Management; Dasar –dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat