Thursday 23 April 2015

RISIKO INVESTASI REKSA DANA



RISIKO INVESTASI REKSA DANA

Setiap jenis investasi di samping memiliki keuntungan, tentunya juga memiliki risiko. Begitu juga dengan reksa dana. Reksa dana juga memiliki beberapa risiko di antaranya:
1.      Risiko Wanprestasi
Risiko wanprestasi adalah risiko yang terjadi pada reksa dana apabila terdapat pihak – pihak yang terkait dengan reksa dana seperti misalkan penerbit obligasi tidak dapat membayar bunga dan pokok obligasi kepada reksa dana yang merupakan aset dalam portofolio reksa dana yang bersangkutan yang menyebabkan kerugian aset reksa dana yang terwujud dengan menurunnya NAB total dan per unit reksa dana.
2.      Risiko Likuiditas
Risiko ini mungkin terjadi jika ada isu – isu yang menimbulkan kepanikan bagi investor reksa dana, sehingga para investor berbondong – bonding menjual unit penyertaan yang dimilikinya (redemption) yang berakibat tidak mampunya manajer investasi menyediakan dana tunai yang cukup untuk melakukan pembayaran.
Perlu diketahui bahwa secara teoritis dana dalam bentuk likuid yang disiapkan oleh manajer investasi untuk mengantisipasi redemption sangat terbatas yang diperkirakan tidak lebih dari 10% saja dari total NAB reksa dana sehingga untuk menutupi kekurangan dana tersebut manajer investasi dengan terpaksa aset portofolio reksa dana dijual dengan di bawah harga pasar sehingga menurunkan NAB dan akan sangat merugikan bagi para investpr reksa dana.
3.      Risiko Perubahan Politik dan Ekonomi
Investasi reksa dana tidak terlepas dari risiko gejolak politik dan menurunnya tingkat ekonomi akan otomatis berdampak buruk bagi reksa dana. Produk pasar modal termasuk reksa dana adalah produk investasi yang juga termasuk sangat sensitif terhadap perubahan politik dan ekonomi karena sifat transaksinya yang sangat mudah masuk dan keluar (likuid) sehingga unit reksa dana setiap saat dapat dijual oleh investor kepada manajer investasi.
4.      Risiko Pasar dan Globalisasi
Kondisi pasar keuangan yang dinamis membuat perubahan terjadi sangat cepat. Perubahan ini tentu saja tidak hanya terjadi tidak hanya dari fektor dalam negeri saja, tetapi juga terjadi karena factor – factor dari luar negeri. Sebagai contoh krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 di Amerika Serikat yang menyebabkan anjloknya harga – harga saham di pasar modal Amerika Serikat. Ajloknya harga – harga saham tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, tetapi juga di Indonesia yang menyebabkab IHSG turun lebih dari 100%. Hal ini juga tentunya akan berpengaruh terhadap NAB dari reksa dana yang juga akan turun nilainya sejalan dengan harga – harga saham di pasar modal.
5.      Risiko Terkait Peraturan
Peraturan yang ketat dapat menghambat para manajer investasi untuk dapat mengoptimalikan pengelolaan aset portofolio reksa dana. Sebagai contoh adanya peraturan bagi reksa dana yang membatasi efek – efek asing maksimal 15% di dalam portofolio reksa dana tentu membatasi fleksibilitas para manajer investasi dalam melakukan diversifikasi portofolio reksa dana terhadapa efek – efek asing yang akibatnya NAB portofolio reksa dana lebih sensitive dan berisiko apabila terjadinya gejolak politik dan ekonomi di dalam negeri
6.      Risiko aktivitas Lembaga – lembaga Terkait Reksa dana
Beberapa lembaga yang terkait dengan reksa dana dapat melakukan beberapa kesalahan dan kecurangan dalam aktivitasnya. Sebagai contoh manajer investasi dapat saja melakukan kesalahan yang dapat merugikan investor reksa dana

No comments:

Post a Comment

RANGKUMAN PROFESI DALAM AKUNTANSI

RANGKUMAN PROFESI DALAM AKUNTANSI Akuntansi tidak hanya sebagai hitung – hitungan saja. Akuntansi selalu menyesuaikan berdasarkan bidan...